WEB BLOG
this site the web

Berbicara di Depan Publik

Berbicara di depan publik memiliki ciri-ciri khusus di antaranya adalah jarak antara yang berbicara dengan pendengarnya yang berjumlah banyak. Ada pembagian waktu bicara yang jelas antara pembicara yang ada di depan panggung dengan pendengarnya. Nah, dengan adanya ci-ciri seperti ini, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seorang pembicara publik sebagai berikut.

 Power of voice, yaitu kekuatan volume suara. Seorang pembicara publik suaranya harus dapat didengar secara jelas oleh audiensnya yang posisinya berjarak dengannya. Untuk itu diperlukan keterampilan vocal yang memadai, seperti intonasi, artikulasi, dan dinamisasi.
 Expression, yaitu ekspresi suara yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang mendengarnya. Para motivator biasanya memunculkan ekspresi penuh semangat dengan pilihan kata-kata yang menunjang, seperti “Dahsyat !”, “Salam Luar Biasa !”, atau “Anda layak untuk sukses…!”
Body Language, yaitu bahasa tubuh yang mampu mendukung kalimat dan suara yang dilontarkan menjadi lebih hidup. Lihat bagaimana gerakan-gerakan tubuh presenter terkemuka, Indra Bekti atau Indy Barends untuk menghidupkan kalimat yang mereka ucapkan. Amati juga bagaimana seorang Mario Teguh berjalan dan menggerakkan tangannya manakala ingin memotivasi pemirsanya.
 Mind Management, yaitu kemampuan mengelola pikiran pada saat berbicara. Pikiran adalah kekuatan utama yang menggerakkan perasaan dan perkataan seseorang saat berbicara di depan publik (What you think is what you feel, is what you talk). Jadi, kualitas akhir seorang pembicara publik sangat dipengaruhi oleh kualitas pikirannya saat sedang berbicara.

Keempat hal tersebut adalah modal utama untuk menjadi seorang pembicara publik yang hebat. Apabila sering melatih keempat modal utama tersebut secara konsisten, niscaya Anda akan mampu merealisasi mimpi kita untuk menjadi pembicara publik yang hebat. Selamat mencoba !

( Dikutip dari: Bayu Krisna, Mendulang Rupiah Lewat Kemampuan Berbicara, Oktober 2008 )

My Personal Values

Pengertian Nilai
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli ilmu pengetahuan yang tertarik dengan tingkah laku manusia, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya. Nilai Pribadi merupakan cara pandang dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang dalam aktivitas hidupnya.

Nilai pribadi terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal merupakan cara pandang seseorang terhadap tujuan hidupnya yang berupa visi, cita-cita maupun angan-angan. Sedangkan nilai instrumental merupakan pandangan seseorang mengenai sesuatu yang harus diperhatikan dan dijalankan dalam mencapai visi tersebut. Selanjutnya nilai terminal dibagi lagi atas nilai tangible ( tujuan hidup yang hasilnya dapat terlihat ) dan nilai intangible ( hasilnya hanya dapat dirasakan ).

Nilai-nilai Pribadiku
# Nilai Tangible
Setelah lulus kuliah, saya ingin bekerja sebagai pegawai negri sipil di Departement Keuangan ( Anggaran ), untuk itu saat ini saya kuliah jurusan Akuntansi. Dan mencari tau dunia kerja dengan ikut part time kerja di monitoring mahasiswa Universitas Gunadarma. Juga terus berupaya mempertahankan nilai agar dapat lulus dengan IPK di atas 3,30 serta lebih menambah pengetahuan pada bidang Akuntansi Pemerintahan.

Selain bekerja, saya juga ingin menjadi pengusaha ( dimulai dari usaha kecil ). Yang pertama sebagai distributor pulsa, saat ini saya telah menjadi retailer atau penjual pulsa secara eceran dan sedang memahami seluk beluk pemasaran pulsa ( sebagian banyak orang menganggapnya sebagai kebutuhan primer ). Kedua, membuka toko accessories computer. Di era globalisasi yang hampir semua pekerjaannya dilakukan dengan system komputeris sangat membuka peluang untuk saya. Untuk itu saya perlu mengumpulkan modal usaha.

Seorang wanita yang saya akui sebagai makhluk yang labil, tentunya sangat membutuhkan tuntunan seorang suami. Saya berharap mempunyai suami sebagai pemimpin di dunia dan akhirat. Membantu melewati hidup, mengarahkan pada kebaikan, serta tetap mengingatkan dikala lupa dalam beribadah dan beramal shaleh. Saya menyerahkan urusah jodoh pada Allah SWT dan sholat istikharah meminta petunjuknya.

Sungguh kebahagiaan yang tak terhingga apabila seorang wanita dinobatkan menjadi seorang Ibu. Apalagi memiliki anak-anak yang shaleh dan shalehah. Ada pepatah, “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Semua kelakuan kita tentu akan tercermin pada kelakuan anak-anak kelak. Saya selalu berusaha untuk bersikap baik pada orang tua dan mengambil banyak pelajaran dari mereka dalam hal mendidik anak. Bahwa anak adalah darah daging orang tua, jangan sampai ada jarak batin antara keduanya.

# Nilai Intangible
Dengan suami sebagai pemimpin, anak-anak yang sholeh dan sholehah, semoga dapat terbina keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Hidup saling menyayangi. Mulai dari sekarang saya terus introveksi diri mengenai cara fikir, tutur kata, dan tingkah laku.

Cinta orang tua pada anaknya tak berpangkal. Seorang anak yang sudah dilahirkan, dirawat, dididik, sepatutnya kita membahagiakan orang tua. Dimulai dari mematuhi nasehat dan perintahnya. Meluangkan waktu bersama, duduk berdampingan untuk sekedar mendengarkan curahan isi hatinya ( terutama Ibu ). Mereka pernah bilang bahwa hal yang membahagiakan bagi mereka adalah melihat anak-anaknya “sukses” dan hidup bahagia. Sungguh mulia perjuangan orang tua.

Prinsip Hidup : “Teruslah Belajar dan Teruslah Bekerja seakan-akan kita Hidup sampai Seribu Tahun lagi,, Tekunlah dalam Beribadah seakan-akan kita Mati Besok”

Jeli dalam Menentukan Karier

HIDUP ini penuh bermacam pilihan. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita dihadapkan pada pilihan yang terkadang dilematis. Situasi inilah juga kerap terjadi saat akan menentukan pekerjaan atau karier yang harus kita tekuni.

Memilih adalah hal sulit. Kita tidak bisa main-main. Terlebih hasil pilihan kita akan menentukan masa depan. Sekali salah melangkah, kita akan terjebak dalam situasi yang tidak kita inginkan dan akan menyesal.

Pada dasarnya, memilih karier merupakan proses yang terus-menerus. Kita selalu mencari kecocokan antara kegiatan karier yang bersangkutan dengan kenyataan dalam diri dan lingkungan sekitar kita. Berbagai upaya tersebut harus dilakukan agar kita dapat menikmati pekerjaan, menjalaninya dengan baik, dan pada akhirnya kita akan mencapai kepuasan dalam menjalaninya.

Karena itu, perlu kiranya kita melakukan evaluasi diri, apa kelebihan dan kelemahan kita. Ada teknik analisis yang terkenal yang disebut dengan analisis SWOT, yaitu strength (kelebihan), weaknesses (kekurangan), opportunity (peluang), threat (kendala).

Strength (kelebihan), apa yang menjadi kelebihan kita (yang mungkin kebanyakan orang tidak miliki). Kemampuan apa yang kita punya, selain itu deteksi juga kelemahan kita (weaknesses). Lalu, dengan kemampuan atau kelebihan yang kita miliki, kira-kira kesempatan kerja (opportunity) seperti apa yang bisa kita peroleh, salary yang mungkin didapat, kondisi kerja yang akan dijalani, dan kita juga harus waspada (aware) dengan potensi adanya kendala yang akan muncul (threat). Keempat unsur itu kemudian disatukan dengan keinginan, motivasi, dan cita-cita kita untuk meraih pekerjaan yang menurut kita ideal.

Kita juga harus mengenal dan mengetahui seperti apa pekerjaan yang akan kita geluti. Seperti kenyamanan, prospek dan juga hal-hal yang tidak mengenakkan yang mungkin timbul bila kita menekuni suatu profesi. Masalah ini dapat kita tanyakan kepada orang yang sudah berpengalaman atau ikuti perkembangannya melalui media televisi, radio, surat kabar, dan Internet. Kita harus proaktif karena kalau tidak kita akan kalah saing dengan yang lain. Ingat, mencari pekerjaan, apalagi yang sesuai dengan keinginan itu sangat tidak mudah.

Jika kita suka akan suatu pekerjaan tapi karena minimnya informasi mengenai seluk beluk pekerjaan tersebut, kita tidak akan dapat menikmatinya. Bila kita menikmati suatu pekerjaan, masalah seberat apapun pasti dapat teratasi dan menjadikan hal tersebut tantangan bukan beban. Alhasil, kita akan jauh dari stres.

Setelah itu, baru kita bisa menentukan karier seperti apa yang akan kita tekuni. Namun, bila kita tetap belum yakin, pendapat orang lain bisa dijadikan masukan, seperti istilah "Banyak kepala akan lebih baik". Terkadang dalam diri kita ada sesuatu tersembunyi yang kita sendiri tidak sadari. Biasanya orang terdekat, seperti orangtua, sahabat, pasangan, kerabat dekat lainnya yang bisa melihat itu dan bisa jadi hal tersebut merupakan kekuatan terbesar yang kita miliki untuk memperjuangkan karier yang kita kejar.

Setelah berhasil mendapatkan pekerjaan ideal, untuk mencapai kesuksesan, sepatutnya kita konsisten dan tekun dalam menjalaninya. Konsistensi akan memudahkan kita meraih apa yang dicita-citakan. Jangan pernah sekalipun menyerah apalagi putus asa.

( CR-11 / career builder, Koran Seputar Indonesia 8 September 2007 )

Mengomentari tulisan bu Nilam Widyarini

Nama : MITHA GUNASWARI
NPM : 21206270
Kelas : 4EB11
Mata Kuliah : Softskill




Komentar dari tulisan yang bejudul
“ INTEGRITAS : TIDAK MUDAH TAPI PERLU “

Saya setuju dengan tulisan teresebut. Integritas berkaitan dengan kepribadian. Cara seseorang bertindak, menanggapi masalah, mengambil keputusan, serta bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Seseorang yang memiliki integritas tinggi, baru dapat dikatakan sebagai seorang berjiwa pemimpin. Dimulai dari memimpin dirinya sendiri sampai dengan memberi kontribusi lebih bagi perkembangan lingkungannya. Integritas menekankan pada pengendalian diri, mampu mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya secara wajar.
Untuk menjadi pribadi yang berintegritas memang tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak mungkin jika kita memiliki keinginana kuat dalam mengembangkan diri mengarah pada integritas tersebut. Seseorang yang mempunyai kepribadian dan karakter yang sesuai dengan 7 aspek kriteria integritas ataupun menuju pada aspek-aspek tersebut, diyakini dapat benar-benar menjadi “orang sukses”, sukses memimpin dirinya sendiri dan akan berdampak pada keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Kepribadian Penentu Karier

Kepribadian tidak hanya dibutuhkan seseorang dalam hal pergaulan, juga memegang peranan penting dalam penentuan karier. John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan antara kepribadian dan minat pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia :
1. Tipe Realistik
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret yang melibatkan kegiatan sistematis, seperti mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak banyak membutuhkan keterampilan komunikasi atau hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barbershop, dan konstruksi.
2. Tipe Intelektual / Investigative
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada pelaku tindakan, senang menganalisis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di laboraturium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika.
3. Tipe Sosial
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar, konselor, pekerja sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe Konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing, serta akuntan.
5. Tipe Usaha / Enterprising
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe Artistik
Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis.
( CR-11 / career builder, Koran Seputar Indonesia 8 september 2007 )
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies